Selasa, 05 April 2011

ALEP SANTRI KECIL INGIN BISA MENGHILANG

KISAH AJENGAN ALEP DICULIK JIN
BAGIAN SATU (1)
Para pembaca yang budiman, rasanya sangat keterlaluan apabila kisah msiteri hanya disajikan satu rubrik. Oleh karena itu berdasarkan hasil rapat redaksi, diputuskan agar tambahan rubrik misteri ini dengan kisah agak lain yang dipandang menarik untuk disajikan kepada para pembaca.  Redaktur khusus yang memegang rubrik misteri ini mencoba menelusuri tentang peristiwa aneh yang menimpa warga Garut dan berbau misteri tapi tidak menyimpang dari Agama Islam. Tujuannya bukan hanya sebatas menyajikan kisah misteri yang dianggap aneh dan berdecak kagum, tetapi makna lebih dalam tujuannya agar manusia untuk lebih mendalami tentang arti hidup ini. Intinya, kisah yang dijasikan kepada Anda ini untuk lebih menguatkan keimanan kita terhadap Alloh SWT.
Sebelumnya, dari jajaran redaktur Majalah Umum & celuller MULER, tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bapak KH Alep yang telah menerima rombongan dari MULLER secara baik dan bersedia pula membeberkan kisah diculik jin untuk kemudian dimuat oleh Majalah ini. Semoga atas kebaikan Bapak KH Alep ini menjadikan sebuah pendorong kepada kita untuk lebih meningkatkan keimanan. Kisah ini ditulis kembali oleh redaktur senior, Cang Anwar.Selamet membaca. Redaksi.
Seperti biasa apabila memasuki bulan suci ramadhan setiap pondok pesantren selalu mengadakan pengajian dalam upaya untuk meningkatkan ibadah kepada Alloh SWT. Begitu pula dengan pondok pesantren Keresek sama dengan pesantren lain. Malah ada lebihnya, yaitu melibatkan warga setempat yang ingin mengaji di pesantren untuk mengisi waktu sambil meningkatkan ibadah di bulan suci. Kalau istilah sekarang yaitu pesantren kilat. Alep yang memang bukan peserta pesantren kilat, tetapi santri yang benar  benar tengah memperdalam agama Islam di Ponpes Keresek tersebut bersama puluhan santri lainnya yang berasal dari sejumlah daerah di Jawa Barat.
Sehabis shalat tarawih, pelajaran dilanjutkan kepada masalah pendalaman agama yang bersumber dari beberapa kitab. Malah disaat itu sesepuh pondok pesantren sempat menerangkan ada amalan yang intinya bisa memasuki dunia lain yakni alam jin . Namun amalan atau do'a yang bias memasuki alam jin tersebut oleh sesepuh pesantren tidak diajarkan secara  sebagai pelajaran pokok saat itu. Para santri yang mengikuti pelajaran mengaji tambahan itu semuanya serius ketika mendengarkan ceramah tentang keagamaan tersebut. Namun bagi Alep yang saat itu baru menginjak usia belasan tahun dan termasuk santri paling kecil, nampaknya sangat ter;pikat dengan amalan tersebut. Malah ia secara sengaja mencoba membacanya tanpa sepengetahuan sesepuh pondok. Karena Alep termasuk salah satu santri paling cerdas,  walaupun hanya sekilas tetapi ia cepat hapal. Sehingga saking rasa penasarannya, Alep tanpa terasa terus membacanya hampir setiap saat.
Tersebutlah pada satu malam sehabis shalat tarawih dan kegiatan mengaji, Alep secra tiba  tiba ia ingin pulang ke kampung halamannya. Keinginan untuk pulang  nampaknya tidak bisa dibendung, walau sudah malam sekitar pukul 21.00, ia tetap bersikeras dalam hatinya ingin bertemu dengan kedua orang tuanya. Padahal bila diukur  perjalanan waktu ke rumah orang tuanya itu akan menghabiskan sekitar  dua jam an. Itu bila menggunakan kendaraan seperti delman. Sedang saat itu malam hampir larut  dan tidak ada satupun kendaraan yang beroperasi. Apalagi harus ke daerah Sukamaju yang letaknya persis di kaki gunung sangat jauh dari jalan protokol. Tapi begitulah, Alep, hatinya keras ingin sekali pulang. Sehingga akhirnya memutuskan untuk pulang walau harus jalan kaki. Alep meninggalkan pondok pesantren tanpa terlebih dahulu meminta ijin  kepada sesepuh pondok. Untuk empercepat perjalanan, Alep sengaja memakai jalan melewati rel kereta api. Namun, biarpun sedang berjalan kaki, ia tidak pernah berhenti membaca do'a yang bias memamuki alam gaib tersebut tanpa terkecuali. Ia sambil berjalan melintasi rel kereta api tersebut, terus tanpa menghiraukan sekelilingnya. Sehingga tanpa terasa, Alep merasakan sudah sampai di rumah orang tuanya. Padahal  bila diukur waktu sebenarnya, akansangat mustahil jarak tempuh yang cukup jauh dengan melewati kawasan hutan dikaki gunung itu bias dilalui dengan sekejap. Karena pas dia sampai malah tanpa terasa langsung mauk ke dalam rumahnya , Alep melihat kedua orang tuanya belum tidur baru saja pulang dari mesjid sehabis shalat tarawih. Nampak kedua orang tuanya itu tengah ngobrol dikamar membicarakan anaknya yang semata wayang itu sudah lama belum pulang kampung. Karena biasanya hampir setiap dua minggu selalu ijin untuk pulang.
Kedua orang tunya merasa khawatir, sebab sebelumnya Alep pernah meminta kepada mereka agar dibelikan celana panjang baru. Mereka curiga anaknya itu “ pundung “, sehingga tidak mau pulang. Sementara Alep yang sudah berada di hadapan mereka, nampaknya seperti diacuhkan. Malah ketika disapa dan dipegang lengan ibunya,  ia sama sekali tidak bergeming malah seolah  olah tidak mengetahuinya sama sekali. Alep makin penasaran, ia mengulangi perbuatannya itu berkali  kali, tetapi kedua orang tuanya tetap tidak menghiraukannya sama sekali. Akhirnya Alep memutuskan untuk pulang kembali ke Keresek dari pada harus terus menunggu orang tuanya sadar. Alep keluar rumahnya tanpa kesulitan. Baik ketika masuk maupun keluar sebab pintu itu tetap dalam keadaan terkuncil dari dalam.   Hanya kondisi tersebut sama sekali tidak disadari oleh Alep, adanya keanehan dalam dirinya.
Malah disaat pulang pun terasanya begitu cepat.  Ia sampai ke pondok pesantrennya dalam waktu singkat , karena para santri teman satu kobongnya masih belum tidursebagian masih ada yang tengah ngobrol dengan temannya. Alep karena masih merasa dongkol terhadap kedua orang tuanya, ia pas sampai ke kobong  itu sama sekali tidak ikutan ngobrol dengan yang lainnya, tetapi malah terus masuk kamar dan tidur.- ***

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons